Sungguh bukan mudah mengutip
cebisan-cebisan hati, perasaan dan diri yang hilang diarus masa. Apatah lagi
bila setiap keping itu berderai sejuta cebisan. Yang pasti ada cebisan yang
hilang terus tanpa ku temuinya.
Jika jatuh mungkin mudah untuk ku bangkit
semula, tapi bila jatuh dan terus aku tersungkur sungguh menyeksakan bagi diri
aku untuk menahan kesakitan apatah lagi untuk cuba bangun semula. Tiada lagi
air mata membenarkan aku menuding perasaan ini. Disebalik senyuman yang masih
terukir, hati berderai yang tak mungkin disatu kembali. Pahit dan perih
terpaksa ku telan demi meneruskan hidup ku sendiri.
Persoalan demi persoalan aku tertanya pada
diri, pada takdir dan pada Tuhan kenapa semua ini perlu terjadi ke atas diri
ku. Aku cuba mencari punca semua ini tapi semakin aku cuba semakin dalam
persoalan ke atas diri ku sendiri. Aku tahu yang tidak sepatutnya aku
persoalkan takdir Tuhan namun aku manusia biasa yang lemah dalam dugaanNya.
Masih terngiang diminda aku pada sesuatu yang pernah dinyatakan oleh seorang
teman ku. Mungkin ia berlaku diatas sebab diri aku sendiri. Saat itu aku mula
membuka diri aku untuk mendapat jawapannya. Pada saat itu juga aku mula belajar
untuk menerima kekhilafan diri aku sendiri.Aku sedar apa yang berlaku semuanya
bersebab dan itu juga yang aku pegang dari dulu hingga bila-bila. Tiada yang
berlaku tanpa sebab samada benda baik atau sebaliknya.
Apa yang berlaku membuatkan aku lebih kuat
dan matang dalam hidup aku. Aku mula bangkit dan belajar untuk membentuk satu
prinsip baru dalam hidup aku. Dan yang paling penting pada aku adalah hadapi
dengan senyuman dan keikhlasan walau seberat mana senyuman itu. Aku percayalah
ia akan memberi satu semangat baru untuk aku mengharungi setiap detik yang
mendatang. Aku manusia biasa yang lemah dan masih belajar tentang hidup, aku
tak lari dari kesilapan dan juga kekecewaan.
Hidup ku dan umur ku semakin pendek, aku
mula sedar tiada guna untuk aku kekal begini. Aku perlu teruskan, aku perlu
bangkit demi sisa-sisa hidup yang masih tinggal. Aku cuba tidak menoleh lagi
walau aku tau ia masih menghantui setiap detik yang hadir.
Aku bersyukur pada Mu Tuhan kerna memberi
aku peluang melalui waktu-waktu itu. Sejujurnya berat untuk aku lalui namun aku
percaya pada hikmahNya.
Nota kaki: Teman, terima kasih kerana menemani cerita hati malam ku ya...walaupun airmata ini tak pernah kering dgn sebuah kisah hidup insan bernama Nur Izzati...aku tahu aku mampu jadi sehebat mu, menghadapi sebuah kehidupan yang pasti...terima kasih teman...
Salam saudari Izzati Shafii...
ReplyDeleteJANGAN BERSEDIH Jangan sedih bila orang lain tidak memahami anda.. Tapi sedihlah karena anda tidak mau memahami orang lain. Jangan sedih bila orang lain tidak mempercayai anda.. Tapi sedihlah karena anda tidak percaya diri sendiri. Jangan sedih bila orang lain tidak memberi kesempatan kepada anda.. Tapi sedihlah karena anda belum buat persiapan. Jangan sedih bila orang lain tidak menghargai anda.. Tapi sedihlah karena anda tidak bisa menghargai orang lain. Jangan sedih bila orang lain menghina anda.. Tapi sedihlah karena anda membuat hina diri sendiri. Jangan sedih bila orang lain memaki anda.. Tapi sedihlah karena anda bermulut jahat pada orang lain. Jangan sedih orang selalu mengritik kita.. Tapi sedihlah karena anda tak pernah mau perbaiki diri. Jangan sedih karena anda selalu jatuh.. Tapi sedihlah karena anda tak mau bangkit kembali. Jangan sedih karena perjalanan hidup anda pahit getir.. Tapi sedihlah karena anda tak pernah belajar dari pengalaman. INGATLAH.. Kunci masalah selalu ada dalam diri, bukan di luar...
Fikir positif dan Ingatlah ALLAH sentiasa untuk menguji umat2nya... Wassalam...
*hanya nasihat untuk ketenangan jiwa & rohani*
- reeneszniy -